Monday, July 14, 2025

Khotbah (3) Minggu VI Setelah Pentakosta - 20 Juli 2025

Khotbah (3) Minggu VI Setelah Pentakosta - 20 Juli 2025

 KEUTAMAAN KRISTUS (Kol. 1:15-28)

 

            Firman Tuhan bagi kita pada Minggu VI setelah Pentakosta ini diambil dari Kol. 1:15-28. Nas ini berbicara tentang Keutamaan Kristus (ayat 15-23) dan dikaitkan dengan pelayanan dan penderitaan Paulus (ayat 24-28). Melalui Kristus, Allah yang sebelumnya tidak kelihatan menjadi tampak nyata bagi manusia; menjadi manusia dan berbicara langsung dengan manusia (ayat 15). Hampir 400 tahun Allah “tidak berbicara” kepada manusia melalui nabi-nabi baru setelah yang terakhir nabi Maleakhi. Maka keputusan Allah menjadi manusia menjadi sangat tepat.

 

            Yesus Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan sebagaimana ayat dalam nas ini: “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia” (ayat 16-17). Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia (ayat 19), yang satu dengan Bapa (Yoh. 10:30) dan itu semua sangat lengkap diperlukan oleh kita umat percaya.

 

            Tuhan Yesus adalah kepala jemaat dan Dia yang mendirikannya (Mat. 16:18) serta menumbuhkannya (1Kor. 3:6). Umat Yahudi yang semula pilihan Allah untuk menjadi teladan dan model umat-Nya, agar seluruh isi bumi menyembah-Nya, telah gagal. Tetapi Allah tidak bisa lepas mengasihi manusia ciptaan-Nya, kasih yang tidak terbatas (Yoh. 3:16). Maka menjadi alur yang logis jika Allah ingin menyelamatkan manusia dan membangun umat baru yang kudus dan pembawa damai bagi dunia. Dan dosa manusia yang sebelumnya menjadi penghalang hubungan yang erat manusia dengan Allah, harus dihilangkan dan dihapus, serta hubungan itu dipulihkan.

 

            Yesus menjadi manusia untuk kepentingan manusia, memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus (ayat 20). Dengan perdamaian tersebut, mereka yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatan yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya (ayat 21-22a). Semua itu sebagai penebusan untuk menempatkan kita menjadi umat yang kudus, tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya (ayat 22b). Allah pun dapat diam di dalam diri kita yang telah dikuduskan. Buahnya, kita semakin diteguhkan, iman kita semakin dikuatkan, dan seluruh pengharapan sorgawi kita tidak goyang dan bergeser. Kini, Kristus telah ada di tengah-tengah kita, dan menjadi pengharapan akan kemuliaan! (ayat 27b).

 

            Rasul Paulus memberi kita teladan dengan ikut menderita sebagaimana Kristus menderita. Ia memberikan hidupnya menjadi pelayan untuk memberitakan dan meneruskan firman-Nya, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada kita orang percaya (ayat 26-27). Terpujilah Tuhan.

 

            Melalui penderitaan itu Rasul Paulus bersukacita, karena ikut melayani, berkontribusi. Sikap dan semangat itulah mestinya yang hidup di dalam setiap hati kita orang percaya, yakni bersukacita ketika ikut berkontribusi memberitakan Kristus, memperluas kerajaan-Nya. Jadi, kita tidak hanya bersukacita ketika memperoleh berkat-berkat dunia.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 20 guests and no members online

Statistik Pengunjung

12456610
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
3998
0
3998
0
68942
0
12456610

IP Anda: 216.73.216.161
2025-07-14 18:08

Login Form