Monday, July 14, 2025

Khotbah (2) Minggu VI Setelah Pentakosta - 20 Juli 2025

Khotbah (2) Minggu VI Setelah Pentakosta - 20 Juli 2025

 

 IBADAH YANG BERCELA (Amos 8:1-12)

 

 TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: “Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!” (Amos 8:7)

 

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari yang berbahagia ini dari Amos 8:1-12. Ini kelanjutan renungan minggu lalu (Amos 7:7-17). Melalui penglihatan ketiga kepada nabi Amos, Allah mengingatkan Israel dan kita semua, agar selalu memperhatikan orang miskin dan yang memerlukan pertolongan. Penglihatan keempat adalah nas minggu ini. Tuhan menunjukkan buah-buahan musim kemarau dalam bakul kepada nabi Amos. Buah-buahan adalah simbol persembahan umat kepada Allah di altar.

 

 

 

Tetapi Tuhan berkata kepada Amos: "Kesudahan telah datang bagi umat-Ku Israel. Aku tidak akan memaafkannya lagi. Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada hari itu" (ay. 2b-3a). Tuhan telah marah, bangsa Israel tidak lagi menunjukkan perubahan dan pertobatan. Doa nabi Amos telah didengar dan dikabulkan di dua peringatan sebelumnya, tetapi kini Tuhan melihat tidak ada kemauan pertobatan lagi.

 

 

 

Pada masa itu, orang-orang kaya Israel memberi upah pekerja sangat rendah dan mencurangi, pedagang menjual terigu yang busuk. Semua mereka rancang untuk menginjak hak orang miskin dan lemah. Tidak ada rasa takut. Ini terjadi karena umat merasa mereka adalah bangsa pilihan. Mereka rajin beribadah di Bait Alah, menyanyi, berdoa dan memberi persembahan. Meski begitu, pemimpin umat lebih fokus pada megahnya bangunan, riuhnya ibadah raya, dan mengutamakan kepentingan mereka sendiri.

 

 

 

Ibadah mereka jalankan dan memberi persembahan menurut ukuran manusia. Semua berpikir itu akan menyenangkan hati Tuhan. Tetapi, Tuhan ternyata tidak melihat itu. Tuhan ingin agar umat lebih banyak berbuat konkret. Nyata. Jangan menipu, jangan berlaku curang. Jangan berpikir, yang utama adalah keuntungan semata.

 

 

 

Kemarahan Tuhan digambarkan begitu menyeramkan. Ada banyak bangkai: ke mana-mana orang melemparkannya dengan diam-diam. Tuhan menjauh (ay. 12) dan membuat malapetaka kekelaman: matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah (ay. 9). Kelaparan akan datang melanda, begitu juga dengan kehausan. Nyanyian menjadi ratapan, mereka memakai kain kabung dengan kepala gundul sebagai tanda berkabung (ay. 10).

 

 

 

Nas minggu ini memperingatkan kita semua, jangan seolah kita telah mengikut Kristus maka semua aman selamat. Janganlah sibuk pada acara dan ritual ibadah semata termasuk jamuan kasih, membaca dan belajar firman, tapi dalam kenyataan mengabaikan kasih. Pusat keselamatan kita adalah Kristus, sehingga arah dan tindakan mestilah sama serupa dengan Kristus.

 

 

 

Jangan menindas, bersikap arogan. Tetaplah rendah hati, bertumbuh lebih baik di hadapan Tuhan. Pertobatan tidak pernah terlambat sebelum Tuhan memutuskan akan menghukum kita, sebagaimana penglihatan kepada nabi Amos. Semoga kita terus dimampukan untuk melakukannya.

  

Selamat beribadah dan selamat melayani.

  

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 20 guests and no members online

Statistik Pengunjung

12456489
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
3877
0
3877
0
68821
0
12456489

IP Anda: 216.73.216.161
2025-07-14 16:49

Login Form