Wednesday, November 26, 2025

Khotbah (3) Minggu I Adven - 30 November 2025

Khotbah Minggu I Adven – 30 November 2025 (Opsi 3)

 

 KASIH DAN SENJATA TERANG (Rm. 13:11-14)

 

Kita masuk ke dalam Minggu Adven, minggu penantian dan pengharapan. Firman Tuhan bagi kita sesuai leksionari dari Rm. 13:11-14, dengan judul perikop: "Kasih adalah kegenapan hukum Taurat." Ayat 6-10 sebelumnya merupakan pengantar peralihan tema dari "takluk kepada pemerintah" ke tema "kasih". Ketaatan pada pemerintah, seperti pembayaran pajak merupakan kewajiban berkala dan perlu diselesaikan, sebagaimana kasih merupakan kewajiban yang tak habis-habisnya. Cara orang Kristen menghadapi tanggung jawabnya terhadap pemerintah, sikapnya terhadap sesama, dan perilaku dalam kehidupan pribadinya merupakan hal yang sangat penting, dan kita tidak boleh menunda-nunda atau berhutang apapun juga.

 

 

 

Rasul Paulus dalam ayat 11-12a menekankan pentingnya kasih (kepada Allah dan sesama) diwujudkan segera dan saat ini!! Perbuatan kasih sekarang, bukan nanti. Konsepnya bukan time is money tetapi time is love. Setiap kesempatan yang ada manfaatkan untuk menyatakan kasih, sekecil apa pun itu wujudnya, seperti pemberian senyum dan sopan bagi semua orang yang kita hadapi. Berdoa dan menyapa-Nya dengan membaca firman dan renungan. Segala keengganan dan kelesuan harus dibuang, apalagi kesombongan. Jangan malas yang menjadi sumber kebodohan.

 

 

 

Rasul Paulus mengatakan dengan waktu yang sempit jangan terlena dan terlelap, melainkan harus bangun dan sigap. Waktu yang sempit dikaitkan dengan kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya. Meski Tuhan Yesus tidak datang saat Paulus dan sesudahnya, bukan berarti firman-Nya tidak benar. Kita melihatnya dari dua sisi: pertama, Paulus merindukan secara pribadi kedatangan Yesus kembali dan ingin melihat Tuhannya itu kembali saat ia masih hidup. Itu juga harus menjadi sikap kita. Setiap orang Kristen harus bersikap sebagaimana Doa Bapa Kami: “Datanglah kerajaan-Mu” dan “Jadilah kehendak-Mu”. Faktor kedua, Rasul Paulus dalam nas ini mengambil istilah "malam" yang berarti masa saat itu adalah masa yang sangat jahat; semakin banyak orang melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan. Hal itu sangat mengganggu hatinya dan berharap secepatnya berlalu.

 

 

 

Hal yang cukup menarik dari nas ini adalah kasih dihubungkan dengan perbuatan kegelapan. Kita bisa heran dengan daftar yang dibuat oleh Rasul Paulus, yakni perselisihan dan kecemburuan disejajarkan dengan dosa-dosa yang nyata-nyata berat, seperti pesta pora, mabuk, dan kemerosotan moral seksual. Hal ini tidak mengherankan, sebagaimana Tuhan Yesus dalam khotbah-Nya di bukit, sikap dan perbuatan sama pentingnya dan sama baik-buruknya. Kecendrungan yang membuat seseorang jatuh lebih dalam, lebih baik dicegah dan mematikan sumbernya. Cungkilah matamu atau potonglah tanganmu, bila itu sumbernya (Mat. 5:29-30). Kasih membuat seseorang tetap dalam terang dan berjalan di dalam kekudusan serta kekudusannya di bagian luar sama dengan di dalam (hatinya).

 

 

 

Ayat penutup nas kita mengatakan agar Tuhan Yesus Kristus dikenakan sebagai perlengkapan senjata terang (ayat 12b-14). Kehidupan di dunia dalam melawan kegelapan bukanlah hal yang mudah. Kelemahan tubuh dan daging dan kemampuan iblis menggoda, membuat setiap manusia mudah terjerat dan tidak lepas dari kegelapan. Kita memerlukan senjata-senjata agar tidak terperosok (lagi) ke dalam dunia kegelapan itu.  Menggunakan Kristus sebagai perlengkapan senjata terang berarti mengingat dan komitmen kita saat dipersatukan dengan Kristus melalui baptisan dan saat sidi. "Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus" (Gal. 3:27). Kedua, kita bertekun di dalam pengetahuan dan pemahaman firman. Firman bukanlah semata-mata kata-kata, melainkan memiliki kuasa untuk merubah hidup kita. Ketiga, kuasa Roh Kudus yang kita miliki melalui pengakuan iman dan baptisan serta di dalam firman yang hidup, kita berusaha terus menerus meneladani Yesus Kristus di dalam kualitas kehidupan kita di dunia ini: di dalam kasih, kerendahan hati, kebenaran dan pelayanan. Artinya, kita berusaha melakukan peran (role-play) yang sama seperti yang dilakukan oleh Kristus dahulu pada situasi kita saat ini (Ef 4:24-32; Kol 3:10-17). Jadi dengarkan firman-Nya, dan just do it, ... now!!! Sungguh Allah sangat senang.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

  

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 34 guests and no members online

Statistik Pengunjung

13077845
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
2737
2616
10817
13041721
107700
136103
13077845

IP Anda: 216.73.216.186
2025-11-26 11:28

Login Form