Monday, September 01, 2025

Khotbah (3) Minggu XIII Setelah Pentakosta - 7 September 2025

Khotbah Minggu 7 September 2025

 

Minggu XIII Setelah Pentakosta (Opsi 3)

 

  

BERSYUKUR DAN PEDULI (Fil. 1-25)

 

 

"Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus" (ayat 6).

 

            Firman Tuhan bagi kita pada Minggu XIV setelah Pentakosta ini diambil dari Surat Paulus kepada Filemon, satu keseluruhan kitab yang hanya 1 pasal berisi 25 ayat. Filemon adalah rekan pekerja Rasul Paulus, orang terpandang di Kolose, pemilik para budak. Salah satu budaknya, Onesimus, pernah melarikan diri dan kemudian menjadi pelayan Paulus di penjara. Surat Paulus ini meminta agar Filemon menerima Onesimus kembali dan memaafkannya.

 

 

            Permintaan Paulus tersebut ada dasarnya, setelah ia melihat hidup Filemon yang sudah menerima Kristus dan berbuah. Filemon membuka persekutuan jemaat di rumahnya (ayat 2), penuh dengan iman dan kasih. Rasul Paulus sangat bersyukur dan sangat bergembira tentang hal itu dan terus mendoakan Filemon bersama rekan-rekannya, seperti Apfia dan Arkhipus. Inilah pelajaran pertama dari nas ini, agar kita selalu bersyukur atas kemajuan orang lain, terus mendoakan, dan tidak malah iri hati.

 

 

            Rasul Paulus dalam meminta, tidak dengan paksa atau menggunakan wewenangnya sebagai rasul. Ia meminta dengan rendah hati, memakai bahasa kasih, meminta Filemon menyetujuinya dengan sukarela (ayat 14). Rasul Paulus bahkan bersedia mengganti kerugian yang diderita Filemon atas larinya Onesimus, yang tidak sepatutnya dilakukan seorang hamba (ayat 18). Kerendahan hati, tidak merasa hebat dan sok berkuasa. Ia tanpa penonjolan diri tidak lupa menyertakan salam dari teman-teman sepelayanan (ayat 1, 23). Ini menjadi pelajaran kedua bagi kita dari nas ini, yakni merendahkan hati dan mengutamakan kebersamaan.

 

 

 

            Pelajaran ketiga, kita perlu mengikut teladan Paulus, bagaimana ia peduli dan penuh kasih terhadap orang lain khususnya orang-orang baik, meski ia sendiri sedang susah di penjara. Onesimus hanya seorang hamba yang melayaninya, tetapi telah dianggapnya menjadi anaknya. Sikapnya ia perlihatkan dengan menyebut Onesimus sebagai buah hatinya (ayat 12) dan saudara kekasih (ayat 16). Mari berefleksi, bila kita sering mengganti staf, supir atau pembantu, perlu bertanya: apakah kita sudah memperlakukan orang lain dengan kasih, dan selalu peduli. Peduli dan kasih adalah ciri pengikut Kristus.

 

 

            Kesimpulan nas ini mengajarkan kita pengikut Kristus, pertama, tentang cara bersikap dalam menjalin hubungan antar sesama. Iman tetap menjadi dasar, yakni Tuhan bekerja dan punya rencana dalam hidup kita dan memakai kita menjadi duta-duta-Nya. Kedua, dasar hubungan kita kepada sesama adalah kasih. Kita perlu menaruh rasa hormat dan tidak bersikap sombong tanpa melihat status dan latar belakang orang. Ketiga, segala yang kita lakukan perlu tuntas, all-out; dengan segenap hati, perbuatan kita seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol. 3:23). Ada kesediaan dan sigap untuk rela berkorban, kesediaan untuk memberi dan menjadi berkat. Itulah buah dari kasih karunia yang sudah kita terima. Dengan demikian kita menjadi terang, buku yang terbuka dilihat orang, dan ikut membangun kerajaan-Nya dan meninggikan nama-Nya.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

  

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 33 guests and no members online

Statistik Pengunjung

12685863
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
4029
3999
8028
12644574
4029
143416
12685863

IP Anda: 216.73.216.178
2025-09-01 21:45

Login Form