Tuesday, July 01, 2025

Khotbah (3) Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025

Khotbah (3) Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025

 

 TABUR TUAI (Gal. 6: [1-6] 7-16)

 

 Firman Tuhan bagi kita pada Minggu IV setelah Pentakosta ini diambil dari Gal. 6: [1-6] 7-16. Nas ini berbicara tentang hukum tabur tuai dan kewajiban membantu mereka yang berkekurangan. "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus" (ayat 1b-2). Saling menanggung dalam nas ini tidak terbatas pada kebutuhan hidup, tetapi juga dalam berbagai kesulitan hidup lainnya. Ada yang miskin, ada yang lemah secara rohani, belum kuat dan teguh dalam kepribadian, dan lainnya. Maka kita yang lebih mampu dan lebih kuat, baik secara ekonomi atau keteguhan rohani, perlu menolong dan mendukung. Mereka yang terjatuh dalam dosa, perlu dituntun keluar dari kubangan itu (ayat 1a; Yoh. 13:34).

 

 

 

Ini pentingnya ada para pengajar, penunjuk jalan atau hamba-hamba Tuhan. Berangkat dari hukum dan tradisi Israel, adanya suku Lewi dan para imam menjadi tanggungan jemaat (ayat 6). Tentu tujuannya agar mereka dapat lebih fokus dalam pelayanan. Memang Rasul Paulus juga memberi arahan dan contoh, agar para pengajar tidak terlalu tergantung pada pemberian orang, berupaya hidup mandiri. Paulus memberi teladan dengan membuat dan menjual tenda, bahkan dengan itu mendukung teman sepelayanannya (Kis. 20:34-35).

 

 

 

Nas minggu ini menekankan agar pengikut Kristus tidak menekankan hal-hal fisik, lahiriah, legalisme semu, seperti bersunat, berpantang makan minum, memakai asesoris rohani khusus, menonjolkan diri agar mendapat pujian orang. Rasul Paulus mengatakan itu nonsens, sia-sia (ayat 12, 15). Untuk itu semua orang perlu menguji dirinya sendiri, dan bertanggung jawab atas tindakannya; merenung dan berefleksi. Kerendahan hati akan membawa orang pada Kristus; Kesombongan dan mencari pujian akan menghambat pelayanan (ayat 3-5). Tujuan utama, kita menjadi manusia baru dan terus bertumbuh menyenangkan hati Kristus (ayat 15).

 

 

 

Firman Minggu IV setelah Pentakosta ini mengajak kita untuk terus menabur kebaikan. "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu" (ayat 7b-8). Setiap kesempatan, detik, dan menit yang kita miliki bisa menjadi berkat bagi sesama. Mulai dari berbuat ramah menyapa, senyum, memberi kehangatan dan sukacita bagi orang lain, semua itu dapat menjadi berkat. Mereka yang menanam padi akan memanen padi. Mereka yang menanam semak, tentu akan menumbuhkan semak. Hukum tabur tuai adalah keniscayaan. Hukum alam dan hukum Kristus selalu hidup bergandengan.

 

 

 

Firman Tuhan berkata: "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima". Terutama ini dimaksudkan membantu orang-orang yang lemah (Kis. 20:35). Mereka yang ditebus harus ikut merasakan hadirnya kerajaan sorga saat ini, bukan hanya nanti pada saat semua digenapi. Untuk itu, kebahagiaan memberi dapat dirasakan karena dasarnya adalah kasih Tuhan Yesus. Oleh karenanya, ayat penutup nas ini, dikuatkan dalam doa Rasul Paulus: "Dan semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah" (ayat 16). Damai sejahtera dan rahmat. Itulah segalanya. Haleluya.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 43 guests and no members online

Statistik Pengunjung

12391616
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
466
3482
11367
12345673
3948
134774
12391616

IP Anda: 216.73.216.136
2025-07-02 03:21

Login Form