Wednesday, February 05, 2025

Khotbah (3) Minggu 29 Desember 2024 - Minggu I Setelah Natal

Khotbah (3) Minggu 29 Desember 2024 - Minggu I Setelah Natal

 

 SEMAKIN DISUKAI (1Sam. 2:18-20, 26)

 

 “Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia” (1Sam. 2:26)

 

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita hari ini di Minggu pertama setelah Natal adalah 1Sam. 2:18-20, 26. Nas ini bercerita tentang Imam Eli dan Nabi Samuel. Pada pasal 1 digambarkan kesusahan Hana, ibunya Samuel, nyanyian permohonannya serta nubuatan tentang kelahiran seorang Nabi pemimpin baru. Sementara anak-anak Nabi Eli, seperti dijelaskan pada ayat 12-17, yakni Hofni dan Pinehas, suka bertindak jahat mengambil manfaat pribadi dari persembahan yang dibawa oleh umat kepada Tuhan.

 

 

 

Pesan pertama nas ini bagi kita, agar dalam setiap pergumulan, tetaplah tekun berdoa. Bercermin dari Hana istri Elkana, yang tidak dapat mengandung sehingga Elkana menikahi perempuan lain yakni Penina, yang dapat memberi Elkana anak. Tetapi, Elkana tetap mengasihi Hana. Hana pun tidak putus asa, sering dengan hati pedih menangis tersedu-sedu, ia menanti dengan diam, tekun berdoa di bait suci sambil bernazar: jika Tuhan tidak melupakan dia dan memberikan anak laki-laki, maka akan diberikan kepada TUHAN seumur hidupnya untuk melayani-Nya. Doa Hana dikabulkan; dan lahirlah Samuel, yang kemudian menjadi pembantu nabi Eli. Sebuah penyelaman kehendak Tuhan yang berhasil.

 

 

 

Pesan kedua nas kita minggu ini berhubungan dengan keluarga. Ini senada dengan tema Natal PGI dan KWI tahun ini yakni, “Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan” (1Pet. 1:22). Perhatian kepada anak sangat ditekankan dalam nas ini. Hana sangat mengasihi Samuel. Sejak Samuel “masih anak-anak, tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan. Setiap tahun ibunya membuatkan dia jubah kecil dan membawa jubah itu kepadanya, apabila ia bersama-sama suaminya pergi mempersembahkan korban sembelihan tahunan” (ay. 18b-19).

 

 

 

Kasih kepada keluarga mesti menjadi prinsip penting dalam kehidupan kita. Prinsip nomor satu adalah Tuhan, dalam pengertian kita hormat dan takut untuk melanggar perintah-Nya. Itu bukti kasih kita kepada-Nya, taat dan berbakti. Setelah prinsip itu, keluarga adalah prioritas kedua; bukan pekerjaan, bukan pelayanan (termasuk kepada Tuhan), bukan hobi dan kesukaan, atau demi sesuatu ambisi dan kepuasan pribadi. Lihatlah Hana dan Elkana, mereka taat dan takut akan Tuhan, tetap rajin memberi persembahan, serta mengasuh Samuel. Hidup mereka pun diberkati, mukjizat terjadi. Sementara Eli dianggap gagal mendidik anak-anaknya. “Keluargaku adalah sorgaku”, itu penting menjadi pegangan hidup kita.

 

 

 

Pesan ketiga nas minggu ini, agar dalam menjalani kehidupan kita terus bertumbuh. Dalam bertumbuh, kita bagus seperti Samuel, yang dituliskan, “semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia” (ayat 26). Artinya, hidup kita semakin hari semakin menyenangkan hati Tuhan, dan menjadi contoh dan berkat bagi banyak orang.

 

 

 

Marilah, melalui perayaan Natal tahun ini, setelah mengikuti banyak ibadah dan mendengar khotbah, tekad kita semakin kuat diubahkan, dan dimampukan melalui firman dan kuasa-Nya. Kita semakin sadar dan tahu bahwa hidup bukanlah milik kita semata. Ada rencana dan misi Tuhan yang harus kita jalani sambil selami. Itulah kunci menjalani kehidupan yang menyenangkan hati Tuhan dan sesama. Melayani dan bukan dilayani. Diberkati untuk menjadi berkat, dan semakin disukai.

 

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 17 guests and no members online

Statistik Pengunjung

11596951
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
1256
2870
15524
11315195
20608
1949916
11596951

IP Anda: 162.158.163.134
2025-02-05 10:57

Login Form