Kabar dari Bukit
UPAH DAN KEDAULATAN ALLAH (Yes. 65:1-9)
“Aku akan menakar ke dalam jubah mereka upah untuk perbuatan-perbuatan mereka yang dahulu!” (Yes. 65:7b)
Ada beberapa doktrin utama kekristenan selain percaya kepada Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Sebut saja misalnya, kekuasaan dan kedaulatan Allah, keselamatan kekal adalah anugerah bukan hasil usaha dan perbuatan baik (Ef. 2:8-9). Kemudian percaya penghakiman akhir zaman yakni setiap orang mempertanggungjawabkan perbuatannya di dunia (Gal. 6:5; Rm. 14:12). Lalu ada pemberian upah; dan ini memunculkan pertanyaan: bagaimana kata Alkitab tentang penetapan upah?
Firman Tuhan di hari Minggu berbahagia ini adalah Yes. 65:1-9. Judul perikopnya: “Jawab Allah: Hukuman bagi orang berdosa dan keselamatan bagi orang saleh.” Nas ini merupakan jawaban Allah atas doa permohonan Nabi Yesaya di pasal 63-64 sebelumnya. Allah kecewa terhadap ketidaksetiaan bangsa Israel. Banyak pelanggaran dilakukan sebagaimana Yesaya menuliskannya: ibadah yang munafik, kejahatan dan kekerasan, penyembahan berhala (ay. 3-5), kesombongan, dan ketidakadilan sosial (Yes. 1:10-14; 15-17; 2:8-9; 2:11-17; 3:14-15; 5:7-10).
Lalu Allah menegaskan kuasa-Nya, dapat mengambil inisiatif kepada mereka yang tidak mencari-Nya, Ia mau memberi petunjuk dan berkata: "Ini Aku, ini Aku!" (ay. 1). Kepada mereka yang memberontak, Allah bersedia mengulurkan tangan-Nya (ay. 2). Tetapi Allah tidak akan tinggal diam, tetap akan mengadakan pembalasan atas segala kesalahan mereka sendiri, maupun atas kesalahan nenek moyangnya (ay. 6-7). Namun Allah melihat masih ada yang setia, diibaratkan “tandan buah anggur masih terdapat airnya". Mereka ini tidak akan ikut dimusnahkan, malah akan dibangkitkan, sebab di dalamnya masih ada berkat! (ay. 8-9).
Allah Mahaadil dan itulah dasar orang fasik dihukum. Ia memberi perintah agar menjauhi dosa yang hukumannya kematian dan derita berkepanjangan (Rm. 6:23; Why. 20:10,15). Allah juga meminta manusia menghormati dan memuliakan-Nya (Mzm. 29:2; Rm. 15:6), melakukan yang baik dan menjadi berkat (Mzm. 34:14; Rm. 12:9). Maka pilihan ada pada manusia jalan yang akan ditempuh: lebar atau sempit (Mat. 7:13).
Nas minggu ini menjelaskan hukuman, "Tuhan akan menakar ke dalam jubah mereka upah untuk perbuatan-perbuatan mereka yang dahulu!” (ay. 7b). Artinya, ada takaran yang dipakai seturut kesalahannya. Tentunya, dalam menetapkan pembalasan positif (upah) pun, seperti berkat (Ul. 28:2), hadiah (Mzm. 127:3), warisan (Ef. 1:18), dan mahkota (2Tim. 4:8), tentu ada takaran-Nya.
Iman kadang di luar jangkauan pikiran; tidak bertentangan, dan tidak diminta mengabaikannya. Maka jika Allah menetapkan hukuman atas dasar keadilan, maka prinsip keadilan juga berlaku bagi upah. Memang Alkitab tidak menjelaskan bagaimana ukuran dan takarannya, meski kadang takaran yang kita pakai di dunia itulah kelak yang akan dikenakan di sorga (Luk. 6:38).
Dengan takaran, meski diberi pengampunan dan anugerah keselamatan, dosa dan kesalahan manusia tidak begitu saja diabaikan. Kita dapat melihatnya dari katagori dosa kecil/besar (Mat. 12:31-32; 1Yoh. 5:16-18), penyesalan/ pertobatan, dosa temporal dan api penyucian (doktrin Katholik). Namun semuanya diimani mutlak kedaulatan Allah.
Melalui nas ini kita diingingatkan bahwa perbuatan baik dan jahat kepada Tuhan dan sesama, akan berdampak pada upah yang akan kita terima. Untuk itu mari kita berlomba-lomba setia dan saleh, berbuah melakukan yang baik, agar kiranya Tuhan memperhitungkan sebagai "air dalam tandan" yakni belas kasihan kepada kita dan keturunan kita (ay. 8-9). Ada kemauan maka ada jalan, yang tidak sia-sia bagi-Nya (1Kor. 15:58).
Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.