Kabar dari Bukit
PERTOBATAN DALAM TAHUN RAHMAT (Yes. 61:1-4, 8-11)
”Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran” (Yes. 61:10a)
Kita sering mendengar kata pertobatan. Menurut Henry C. Thiessen dalam bukunya Teologi Sistimatika yang banyak dipakai sebagai rujukan, pertobatan merupakan tindakan berbalik kepada Allah, dan tindakan tersebut merupakan tanggapan manusia terhadap panggilan Allah. Tindakan itu sendiri terdiri atas dua unsuur: pertobatan dan iman, yang menghasilkan pembenaran, dan pembenaran membawa kepada hidup, dan bukan sebaliknya (Rm. 5:17-18).
Firman Tuhan bagi kita yang berbahagia di Minggu IV Adven ini adalah Yes. 61:1-4, 8-11. Judul perikopnya: Kabar baik kepada Sion. Pada ayat 1-2 dituliskan, “Roh TUHAN Allah ada padaku, karena TUHAN telah mengurapi aku. Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kelepasan dari penjara kepada orang-orang terkurung, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang yang berkabung.”
Tuhan Yesus juga membacakannya saat memulai pelayanan-Nya (Luk. 4:17-18), setelah sebelumnya Ia mengatakan, “Bertobatlah sebab kerajaan surga sudah dekat!” (Mat. 4:17). Ketika Tuhan Yesus selesai membacakan ayat ini, Ia menegaskan dengan kalimat penutup, “Pada hari ini genaplah nas ini ketika kamu mendengarkamnya” (Luk. 4:21). Artinya, nas itu telah digenapi dalam diri-Nya.
Dengan demikian kita tahu bahwa kedatangan Tuhan Yesus selain untuk memberitakan tahun rahmat yakni menyelamatkan manusia agar tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16), Tuhan Yesus juga membawa misi membebaskan “orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kelepasan dari penjara kepada orang-orang yang terkurung, ... menghibur semua orang berkabung” (ay. 1-3).
Mungkin saat ini kita tidak mengalami situasi tersebut, dalam arti hidup (lumayan) berkecukupan, penuh sukacita tanpa kesusahan dan beban di hati, tidak sakit (parah), tidak sedang dipenjara. Terpujilah Tuhan. Bahkan kita sudah siap-siap menyambut Natal dengan menghias rumah, membeli baju dan makanan yang lezat atau berlibur. Namun kita perlu menyadari bahwa masih ada saudara-saudara kita yang memiliki permasalahan tersebut, baik sebagian atau bahkan seluruhnya dalam tingkatan serius.
Maka mari kita ikut berbagi kasih dan berkat bagi mereka. Mari ikut memberikan kabar dan tindakan baik sebagai wujud tahun rahmat bagi mereka yang melihat Natal tahun ini masih gelap. Minggu Adven terakhir ini memberi kesempatan kepada kita agar mereka ikut bersukaria di dalam TUHAN, jiwa mereka bersorak-sorai di dalam Allah, dan mereka tahu Tuhan Yesus datang untuk mengenakan pakaian keselamatan dan menyelubungi mereka dengan jubah kebenaran, dan mengikat perjanjian abadi dengan mereka (ay. 10).
Kita adalah pembawa berita agar mereka berkesempatan memiliki keturunan yang diberkati TUHAN, melihat seperti bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa (ay. 8, 9,11). Nas minggu ini juga mengingatkan bahwa TUHAN kita mencintai hukum, membenci perampasan dan kecurangan. Tahun rahmat juga memberitakan hari pembalasan Allah. Sudahkah kita dalam iman melakukan sesuatu bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan termasuk korban banjir badang di Sumatera bagian utara? Itulah bukti kita milik Kristus (Rm. 1:1-7) dan menolak pertanda (Yes. 7:10–16).
Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.